Beberapa hari lalu saya menonton acara talk show yang
ditayangkan oleh salah satu televisi swasta nasional kita. Peserta talk show
adalah para artis perempuan yang menyandang status lajang. Usia mereka sudah
melewati batas angka 30 bahkan ada yang telah berada pada kisaran 50.
Perbincangan pun berlangsung cukup seru dengan diselingi
derai tawa para peserta. Sang pembawa acara memang sangat piawai dalam membuat
riuhnya perbincangan tersebut sehingga talk show berlangsung dengan cukup
gayeng.
Selama hampir satu jam acara tersebut berlangsung, saya
menangkap kesan begitu ringannya para peserta talk show dalam menanggapi makna pernikahan. Apakah hal
ini dikarenakan faktor kepura-puraan ataukah memang pada kenyataannya memang
tanggapan mereka seperti itu. Atau, jangan-jangan itu semua sebagai bentuk
ekspresi keputusasaan yang disamarkan.
Pernikahan = Ibadah yang Paling Nikmat
Dari gerak keseharian dalam menjalankan bahtera pernikahan,
kita mendapatkan pahala yang besarnya memang sangat luar biasa. Pernikahan
memang bentuk ibadah yang paling nikmat. Jadi, tidak pada tempatnyalah jika
kita memandang enteng pernikahan.
Saat ini kamu sedang berjuang keras agar bisa segera
menangkap sepasang kuda penghela kereta
kencana pernikahanmu. Namun, jodoh masih tak kunjung jua datang. Tidak tepatlah
jika keberhasilan yang tertunda tersebut menjadi alasan untuk menghentikan
perjuanganmu. Tuhan telah mempersiapkan jodohmu. Yakinkan diri bahwa jodoh itu
akan hadir bila tiba waktunya. Mendekatlah
pada Tuhan. Berikhtiar dan terus berikhtiralah dengan cara-cara yang
dihalalkan oleh agama yang kita anut.
Pernikahan = Pencapaian Tertinggi Kehidupan di Dunia
Sesungguhnya pencapaian tertinggi dalam kehidupan di dunia
ini terletak pada perjodohan kita dengan seseorang yang telah Tuhan siapkan.
Dalam perjalanan selanjutnya kita akan berhadapan dengan, hujan, panas yang
menyengat, bahkan badai yang mengharu
biru.
Kita mungkin akan terpuruk sebelum mampu bangkit kembali.
Namun di atas keterpurukan itu, kita masih bisa menepuk dada karena masih
memiliki harta paling berharga yaitu
keluarga: anak dan istri/suami kita.
Merekalah sumber inspirasi kehidupan kita di dunia ini.
Jadi, jangan lantas berputus asa lalu memutuskan untuk hidup membujang
sepanjang umur hanya karena jodoh yang dinantikan belum juga menampakkan batang
hidungnya.
Berdoa, bersabar, bertawakal, dan berikhtiralah pada hari
ini, esok, dan hari-hari selanjutnya. Man jada wajadda!
0 comments:
Post a Comment